SANGATTA – Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Dyah Ratnaningrum sayangkan banyaknya sawah yang belum miliki jaringan irigasi.
Padahal dari banyaknya lahan potensial yang dimiliki diprediksi bisa memenuhi 6 sampai 8 ton padi dalam satu hektar, otomatis akan mampu memenuhi kebutuhan pangan di Kutim.
“6,5 sampai 7 ton untuk gabah kering ini sebenarnya Kutim mampu produksi dalam satu hektar. Cuma irigasi ini yang kita masih jadi kendala besar,” ungkapnya.
Banyaknya lahan yang dimiliki Kutim tidak berimbang dengan jaringan irigasi. Masih banyak lahan sawah di beberapa kecamatan yang menggunakan metode tadah hujan.
Ini juga mempengaruhi jumlah produksi dalam satu hektar, padahal kualitas padi yang dihasilkan di Kutim bisa dibilang terbaik. Sayangnya Kutim hanya mampu memproduksi 4 ton saja.
“Ada yang berapa gitu, kita kan hitung rata-rata. Kalau tidak ada hujan, maka angka yang dihasilkan akan terus menurun,” terangnya.
Tetapi beberapa sawah yang ada di dukung dengan menggunakan pupuk kualitas baik yang dimiliki. Bahkan saat ini pupuk sudah mulai bisa di produksi secara mandiri.
Benih-benih unggul juga tersedia, dan disediakan petani-petani lokal sehingga bisa menghasilkan padi yang berkualitas dan mampu bersaing dengan pasar global.(adv)