Liputankaltim.com, SANGATTA – Data Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mencatat selama 2021 terjadi 33 musibah kebakaran, dan dari data tersebut sebanyak 25 musibah terjadi di pemukiman, tiga kendaraan, dan selebihnya terjadi kebakaran lahan dan hutan.

Kepala Disdamkar dan Penyelamatan Kutim Failu menyampaikan selama ini dalam menangani musibah kebakaran, kebanyakan personelnya hanya bermodal keberanian karena tak ditunjang oleh peralatan seperti Alat Perlindungan Diri (APD) serta perlengkapan yang memadai.

“Sampai saat ini fasilitas maupun peralatan yang kami miliki masih belum memadai, dan sangat kekurangan. APD seperti baju anti panas dan helm sudah tidak layak lagi. Dan personel kita hanya bermodalkan keberanian yang besar,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, keahlian yang dimiliki oleh petugas belum sesuai standar. Karena personel pemadam minimal harus mendapatkan pelatihan diklat tingkat I, akan tetapi belum ada satupun personel yang bersertifikat.

“Minimal mereka harus diklat I, tetapi sampai saat ini belum ada yang bersertifikat, jadi mereka hanya bermodalkan keberanian, dan itu yang sudah tertanam dalam jiwa mereka, bekerja atas dasar kemanusiaan,” ungkapnya.

Failu juga menambahkan, jumlah pos Damkar yang ada belum sebanding dengan luas wilayah dan kepadatan penduduk serta bangunan di Kutim. Bahkan alat-alat pemadam kebakaran yang dimiliki pun masih sangat jauh dari cukup. Pos Damkar yang ideal sebanyak 15, namun saat ini baru ada 10 pos.

10 pos pemadan kebakaran yang ada di Kutim, diantaranya pos Jalan Pendidikan, Kecamatan Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Selatan, Jalan Soekarno Hatta, dan Kecamatan Wahau dan Kongbeng. Jumlah keseluruhan personel saat ini sebanyak 245 orang yang tersebar di 10 pos Damkar ini.

“Di Kutim sendiri belum terbentuk tim relawan, sebenarnya tim ini sangat dibutuhkan, namun saya berfikir kebutuhan seperti kelengkapan APD untuk personel kami saja masih kurang. Padahal jika ada relawan kami siap beri modal APD untuk keselamatan jiwa,” tuturnya.

Untuk meminimalisir terjadinya musibah kebakaran, Failu mengimbau pada masyarakat untuk berhati-hati tidak hanya pada bulan Ramadan saja, namun juga seterusnya, terutama sama penggunaan listrik dan kompor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *