SANGATTA – Perayaan Misa Jum’at Agung diikuti ribuan umat Katolik dari Paroki Santa Theresia Sangatta yang berlangsung di Gereja Santo Florentinus Chatolik Center Kutai Timur (CCKT), Jl Soekarno-Hatta, pada Jum’at (7/4/2023) kemarin.

Misa sendiri dipimpin langsung Romo Okto Kosat, Pr. yang mana merupakan Imam dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Terlebih beliau sendiri merupakan pembina Seminari Tinggi St Mikhael Kupang, serta pembina Filsafat di Universitas Widya Mandira Kupang.

Romo Okto lantas mengajak umat untuk merenungkan kembali penderitaan Yesus di kayu salib, serta pengorbanannya yang besar untuk penebusan dosa manusia. Ritual tersebut berupa pembacaan kisah sengsara Yesus Kristus, khutbah Jumat Agung, adorasi salib dan pengakuan iman akan Yesus Kristus.

“Ini merupakan praktek spiritual yang berusaha mendekatkan penderitaan Yesus Kristus. Untuk memperdalam pengertian serta penghayatan umat tentang pengorbanan Yesus yang total dan tanpa batas,” apalagi dihadapan ribuan umat Katolik.

umat umat tampak antusias mengikuti perayaan Misa Jumat Agung, yang merupakan hari kedua Tri Hari Suci Perayaan Paskah, yakni Kamis Putih, Jum’at Agung dan Sabtu Suci. Misa Jum’at Agung dilakukan sebanyak dua kali, dikarenakan kapasitas gedung gereja yang hanya mampu menampung sekitar 2000 orang.

Dimana dalam sekali misa, dapat dikelilingi oleh 3000 orang umat. Sehingga pihak gereja lantas mengadakan misa sebanyak dua kali agar dapat memberikan tempat bagi ribuan umat untuk mengikuti misa kedua. Untuk misa pertama dimulai pada pukul 15.00–17.00 Wita dan misa kedua pada pukul 19.00–21.00 Wita.

Saat melakukan adorasi salib, yakni ritual penghormatan kepada Yesus. Romo Okto lantas membawa salib ke hadapan umat dan memperlihatkannya dengan cara membuka secara perlahan-lahan kain penutup salib. Setelah itu, ribuan umat Katolik maju satu bersatu memberikan penghormatan di kaki salib Yesus.

“Ada tiga nilai utama yang perlu dipetik dari peristiwa penyaliban Yesus. Yakni keberanian, kejujuran, dan untuk mencapai kemenangan harus melalui penderitaan. Yesus berani memilih pergi ke Yerusalem, padahal dia tahu bahwa akan diadili,” ungkap Romo Okto.

Pembina Seminari Tinggi St Mikhael Kupang menambahkan, nilai kedua terlihat dimana Yesus secara jujur ​​mengakui bahwa Dia-lah yang mereka cari untuk dihukum. Dan terakhir Yesus rela mati di salib, sebab Ia tahu tidak ada kemenangan tanpa penderitaan.

Pelaksanaan misa semakin khusuk takkala Koor Lingkungan Santo Matius membawakan empat lagu gereja. Mulai dari kidung Eli Lama Sabakhtani, Madah Salib, Bukit Golgota dan Getsemani.

Misa Perayaan Paskah di Gereja St Florentinus CCKT, akan diakhiri dengan Perayaan Sabtu Suci dan Minggu Paskah yakni pada 8-9 April 2023. Untuk Misa Minggu Paskah yang digelar pada Minggu esok (9/4/2023), kegiatan digelar dalam dua sesi yakni pada pukul 09.00 Wita dan pukul 18.00 Wita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *