Masyarakat Sangatta, Kutai Timur, mengeluhkan harga gas melon yang melambung tinggi.
Salah satu warga, Malik mengatakan, dirinya kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kg.
Ketika mendapatkan gas melon, harganya dibanderol cukup tinggi.
“Awalnya cuma naik sampai Rp33 ribu, naik lagi jadi Rp 35 ribu, bahkan sampai Rp 40 ribu,” ujarnya, Selasa (14/1/2025).
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Lia.
Dia juga merasakan kelangkaan dan tingginya harga gas LPG 3 kg.
Lia pun sempat beralih ke gas LPG nonsubsidi 5,5 kg.
“Halau dicari nggak ada, terpaksa beralih ke 5 kilo. Tapi kalau ada yang 3 kilogram, meski lebih mahal, mau nda mau tetap dibeli. Harganya bisa sampai Rp 40 ribu,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur, Nora Ramadani menegaskan bahwa harga gas melon sesuai harga eceran tertinggi (HET) adalah Rp 21 ribu.
Sementara untuk gas melon di kecamatan terjauh seperti Wahau, Sandaran, Sangkulirang, Karangan dan lain-lain dibanderol Rp 27.500.
“Menurut HET, berdasarkan SK Gubernur Tahun 2022 dan masih berlaku sampai sekarang, harganya Rp 21 ribu. Untuk kecamatan terjauh masih diberi toleransi sampai Rp27.500 untuk operasional dan biaya angkut,” ungkapnya.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat membeli gas LPG 3 kg ke pangkalan untuk mendapatkan harga sesuai HET yang ditetapkan.
“Kami tetap menjaga supaya masyarakat membeli gas sesuai HET ke pangkalan. Namun kami tidak berhak untuk memantau sampai ke pengecer di warung-warung karena itu ranahnya Pertamina,” pungkasnya.
Untuk diketahui, terdapat 8 agen pendistribusian gas melon yang tersebar di Kutai Timur.
Sebanyak 4 agen di wilayah Sangatta, sedangkan sisanya tersebar di Wahau, Bengalon, hingga Karangan.
Sementara itu, terdapat sejumlah pangkalan resmi yang direkomendasikan di wilayah Sangatta.
Di antaranya adalah pangkalan Arifin di Jalan APT Pranoto, pangkalan Sinar Demak, pangkalan Efendi di depan BRI Teluk Lingga, dan pangkalan lain di Pasar Sangatta Lama, Jalan Sepakat, serta Perumahan Lembah.(adv/ary)