Beberapa masalah ditemukan Komisi C DPRD Bontang saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada proyek Pembangunan drainase atau saliran air di Jalan Pangeran Suryanata (eks Sendawar), Bontang Baru, Kota Bontang Senin (6/1/2025) hari ini. Kritik tajam pun keluar dari dari DPRD Bontang utamanya terkait buruknya kualitas pengerjaan proyek tersebut.

Salah satu temuan mencolok adalah cor-coran drainase yang mudah hancur. Saat menguji kekuatan cor, Anggota Komisi C Muhammad Sahib mendapati cor tersebut rapuh dan langsung rusak saat diinjak. Sahib pun menilai pelaksana proyek yaitu PT Tuah Persada Perkasa bekerja secara asal-asalan.

“Cor apa ini, diinjak saja rusak, tidak beres kontraktornya. Ini catat PUPR, harus diulang, jangan diterima,” tegas Sahib dengan nada geram saat sidak tersebut.

Tak hanya itu, Sahib juga menemukan bekisting yang masih menempel di gorong-gorong yang seharusnya sudah dilepas. Kondisi itu menurutnya dapat menghambat aliran air dan justru memperparah resiko banjir.

“Harusnya dibongkar itu. Kalau kami tidak sidak, apakah masalah seperti ini bakal ketahuan?,” tegas politisi Partai NasDem tersebut.

Selain masalah kualitas, warga sekitar juga mengeluhkan desain trotoar yang dianggap tidak memperhatikan kebutuhan mereka. Baim, pengusaha reparasi ban di Jalan Suryanata mengungkapkan tinggi trotoar menyulitkan kendaraan yang ingin masuk ke bengkelnya.

“Itu ketinggian betul. Kami aja harus nambah kayu supaya mobil tidak tersangkut. Kami harap segera dibenahi lagi,” ujar Baim.

Menanggapi temuan ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat Kota (PUPRK) Bontang Edy Prabowo menegaskan pihaknya akan meminta kontraktor untuk bertanggung jawab dan membongkar cor-coran yang tidak sesuai spesifikasi.

“Kami sampaikan ke kontraktornya. Karena memang ini masih dalam masa pemeliharaan, beberapa temuan juga kami minta untuk segera dibongkar,” ucap Edy.

Sebagai informasi, proyek trotoar dan drainase di Jalan Pangeran Suryanata dikerjakan dengan anggaran Rp7 Miliar dari Pemkot Bontang, namun hasil pekerjaan ini kini menjadi sorotan akibat kualitas yang dianggap jauh dari harapan.(adv/ary)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *