Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, Achmad Junaidi B bersama rombongan melakukan kunjungan langsung ke Kecamatan Muara Bengkal pada Sabtu (4/1/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi program pemberian makanan tambahan (PMT) gratis kepada keluarga berisiko stunting di wilayah tersebut.

Dalam kesempatan itu, Achmad Junaidi menegaskan pentingnya pendekatan berbasis data dalam pelaksanaan program Jemput Bola Stop Stunting. Program ini bertujuan memastikan bantuan tepat sasaran melalui aplikasi Siga Elsimil yang mengidentifikasi keluarga berisiko stunting.

“Kegiatan hari ini adalah bagian dari evaluasi program PMT yang telah disalurkan pada 2024. Pendekatan berbasis data memastikan penanggulangan stunting dilakukan langsung di lokasi sesuai kebutuhan,” ujar Achmad Junaidi.

Ia juga menjelaskan bahwa program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pejabat tingkat kecamatan. Mereka diharapkan berperan sebagai “bapak asuh” bagi anak-anak yang terdampak stunting dan keluarga berisiko stunting. Selain aspek gizi, indikator risiko stunting juga mencakup kondisi tempat tinggal.

“Keluarga berisiko stunting perlu rumah layak huni. Jika tidak ada akses air bersih, kami akan bantu pemasangan air PDAM. Penanganannya harus komprehensif,” tegasnya. Achmad Junaidi didampingi Plt Sekretaris DPPKB BB Partomuan, Plt Kabid Penyuluhan dan Pergerakan DPPKB La Beti, serta sejumlah staf.

Program ini mendapat apresiasi dari Sekretaris Kecamatan Muara Bengkal, Mansyur Adi. Ia mengungkapkan, sebelumnya terdapat 405 keluarga berisiko stunting di wilayahnya, dengan lebih dari 200 anak mengalami stunting. Berkat intervensi program, angka tersebut turun drastis menjadi 163.

“Alhamdulillah, program ini sangat membantu. Kami berharap dengan edukasi dan pemberian PMT yang berkelanjutan, Muara Bengkal bisa terbebas dari stunting,” ungkap Mansyur.

Pada kesempatan itu, PMT diserahkan kepada ibu hamil dan dua keluarga berisiko stunting di Desa Muara Bengkal Ulu. Kolaborasi antara DPPKB, pemerintah kecamatan, TP-PKK, dan berbagai pihak lainnya diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di Kutai Timur.

Dengan langkah-langkah terukur dan kolaboratif, program Jemput Bola Stop Stunting menjadi harapan baru bagi keluarga-keluarga yang membutuhkan. Achmad Junaidi optimistis bahwa inisiatif ini akan memberikan dampak positif dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di Muara Bengkal.(adv/ary)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *