Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) menggandeng TP-PKK Kutim untuk mengunjungi keluarga beresiko stunting di Desa Sangatta Utara. 

Kepala DPPKB Kutai Timur, Achmad Junaidi mengatakan, fokus utama dalam kunjungan tersebut adalah memberikan pemahaman kepada keluarga berisiko stunting tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah dan menangani stunting pada anak. 

Sebab menurutnya, terdapat beberapa indikator seorang anak berisiko stunting.

Salah satunya, kondisi tempat tinggal yang memiliki jamba tak layak serta air minum yang tidak higienis. 

Termasuk juga, jarak kelahiran antar anak yang terlalu dekat dan mempengaruhi pertumbuhan. 

“Kami datang untuk memberikan edukasi langsung. Salah satunya adalah pentingnya menjaga jarak kelahiran yang sehat dan memastikan kondisi sanitasi yang layak. Semua pihak yang hadir memberikan edukasi yang sangat penting, termasuk mengajak keluarga berisiko stunting untuk berpartisipasi dalam program keluarga berencana,” ungkapnya, Kamis (19/12/2024). 

Tak ayal, kunjungan ini menjadi salah satu upaya Pemerintah Kutim dalam menanggulangi stunting dan mendorong keluarga untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan perkembangan anak.

Sementara itu, Ketua TP-PKK Kutai Timur, Siti Robiah Ardiansyah menambahkan, pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini. 

Di samping itu, pemberian makanan tambahan sangat penting dilakukan pada anak yang sudah terlanjur berisiko stunting.  

“Pemerintah sudah memberikan berbagai arahan untuk mencegah stunting, karena pencegahan itu lebih baik daripada pengobatan. Kami di sini untuk meninjau langsung keluarga berisiko stunting dan mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya,” ujarnya.

Bahkan, ia juga menemukan seorang anak yang berisiko stunting karena tidak suka makan nasi. Sehingga, kata dia, pemenuhan gizi sangat penting diperhatikan pada orang tua sejak dini. 

Dengan begitu, Siti Robiah menekankan pentingnya pola asuh yang benar dengan memperkenalkan konsep Makanan Bergizi, Beragam, Seimbang, dan Aman (B2SA). 

Ia juga mengingatkan pentingnya infrastruktur dan sanitasi yang layak, serta ikut serta dalam program keluarga berencana.

“Para orang tua untuk mencari cara agar anak tetap mendapatkan gizi yang cukup, meski dengan makanan yang disukai anak. Selain memberikan makanan, pemenuhan gizi anak harus terus dipantau oleh orang tua. Gizi yang baik membentuk sel-sel otak dan mendukung tumbuh kembang anak yang optimal,” pungkasnya.(adv/ary)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *