Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur menggelar seminar bertajuk “Pendidikan yang Memerdekakan dengan Pendekatan DNA dan Golongan Darah” di Hotel Royal Victoria, Sangatta, pada Senin (2/11/2024). Kegiatan ini menghadirkan narasumber Eva Golda dan diikuti oleh para guru serta tenaga pendidik dari berbagai sekolah di Kutai Timur.
Seminar ini bertujuan memberikan wawasan baru kepada pendidik mengenai pentingnya pendekatan personal dalam proses pembelajaran. Melalui pendekatan DNA dan golongan darah, peserta diajak memahami karakteristik dasar setiap individu sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif.
Kepala Seksi Kurikulum Peserta Didik, Pembangunan Karakter, dan Penilaian Pembinaan Sekolah Dasar Disdikbud Kutim, Rosyadi Imron, menyampaikan bahwa sekolah adalah wajah utama dari sistem pendidikan. Oleh karena itu, pendekatan yang tepat dalam mendidik peserta didik sangat penting.
“Sekolah adalah etalase Dinas Pendidikan. Kita harus memastikan bahwa proses pembelajaran di sekolah berlangsung sebaik-baiknya. Guru bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter melalui pembiasaan,” ujar Rosyadi Imron.
Ia juga menekankan bahwa tugas guru sangat mulia karena berperan dalam membentuk manusia seutuhnya. “Guru adalah pelukis. Anak-anak adalah kanvasnya. Kita sedang berhadapan dengan manusia yang harus dipoles, bukan sekadar memberikan materi pelajaran. Kita menghasilkan generasi masa depan,” tambahnya.
Narasumber utama, Eva Golda, menjelaskan bahwa pendekatan DNA dan golongan darah dapat membantu guru memahami sifat dasar peserta didik. Setiap individu memiliki potensi luar biasa yang perlu diidentifikasi dan dikembangkan.
“Dengan mengenal sifat dasar berdasarkan golongan darah dan DNA, guru dapat menerapkan pembelajaran diferensial yang lebih efektif. Ini adalah pendekatan ilmiah yang menyesuaikan proses pembelajaran dengan karakter anak,” kata Eva.
Ia menambahkan bahwa memahami sifat dasar peserta didik sangat penting, terutama di kelas dasar. “Sebagai pendidik, kita harus mengenal bahan ajar kita, yaitu anak-anak. Sama seperti kayu licin yang cantik, mereka harus dipoles dengan hati-hati agar menjadi produk yang berharga,” jelasnya.
Rosyadi Imron menyampaikan bahwa seminar ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Ia berharap para guru dapat mengadopsi pendekatan ini dalam aktivitas mengajar sehari-hari.
“Proses pembelajaran yang bermakna dimulai dari pemahaman mendalam terhadap peserta didik. Melalui seminar ini, kita belajar bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak-anak,” ungkap Rosyadi.
Seminar ini juga menyoroti pentingnya pembelajaran yang berfokus pada pembentukan karakter dan penyesuaian metode pengajaran sesuai kebutuhan individu. Dengan demikian, pendidikan di Kutai Timur diharapkan semakin maju dan mampu mencetak generasi yang unggul.
Seminar ini menjadi bagian dari komitmen Disdikbud Kutim dalam mendukung konsep Merdeka Belajar. Pendekatan inovatif seperti DNA dan golongan darah diharapkan dapat diterapkan di sekolah-sekolah untuk menciptakan pembelajaran yang lebih personal, efektif, dan menyenangkan.
“Kita semua punya tanggung jawab besar dalam membangun generasi masa depan. Dengan pendekatan yang tepat, potensi luar biasa dalam diri anak-anak dapat dimaksimalkan,” tutup Rosyadi.(adv/ary)