Untuk penyusunan Project Prospectus (Investment Project Ready to Offer/IPRO Komoditas turunan kelapa sawit berbasis kimia (Oleochemical) di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) DPMPTSP Kutai Timur (Kutim) mengelar Laporan Awal dan Focus Group Discussion (FGD) Investment Project Ready to Offer (IPRO) 2024, kamis (12/9/2024) di ruang D’Lounge Hotel Royal Victoria Sangatta.

Di kesempatan ini, Kepala DPMPTSP Kutim Darsafani menyebut banyak sekali produk turunan Kelapa Sawit yang dapat dikembangkan, tentunya Pemerintah Kutai Timur sangat membutuhkan peran serta pihak Perusahaan / swasta untuk dapat mengembangkan industri hilirisasi salah satunya melalui investasi.

“Kutim memiliki Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK), dimana di KEK MBTK sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Strategi penyangga IKN yang memiliki lahan Clear and Clean seluas 509,496 Ha, Sewa lahan yang murah setelah free 4 tahun,” ujar Darsafani.

Selanjutnya disampaikan, sistem operasional dan regulasi yang mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif melalui Peraturan Daerah yang mengatur pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal dan dukungan pengelolaan KEK yang semakin mudah dan efisien, Infrastruktur jalan yang merupakan akses utama menuju kawasan akan terus dibenahi melalui Pemerintah Daerah,Provinsi dan Pemerintah Pusat

“Saya berharap, Investment Project Ready To Offer (IPRO) ini dapat menjadi salah satu acuan investor ketika melihat penawaran proyek investasi yang clear and clean yang siap untuk ditawarkan kepada investor,” harap mantan Kadis Koperasi dan UKM ini.

Dirinya menambahkan, komunitas turunan kelapa sawit berbasis makanan (oleofood) berupa pabrik minyak goreng dan komunitas turunan kelapa sawit berbasis kimia (oleochemical) berupa pabrik biosolar.

Oleh karena itu, kata ia, Pemkab Kutim membuka pintu investasi sebesar-besarnya bagi para investor yang ingin berinvestasi di Kutai Timur, khususnya di KEK MBTK.

“Pemkab Kutim akan terus mendorong dan merangsang pertumbuhan investasi serta menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui Kebijakan, regulasi dan keterbukaan infromasi yang memberikan kemudahan dalam berinvestasi,” pungkas Darsafani

Kegiatan yang diikuti oleh Perangkat Daerah dan perusahaan swasta menjadi narasumber FGD dari PT Sucofindo yaitu, Sampor Ali dan Rabiatul Adawiyah.(adv/ary)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *