Peserta Rapat Koordinasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSL) Kutai Timur mengunjungi Pusat Budidaya Maggot di Sleman. Kunjungan tersebut dipimpin oleh Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang, yang juga Ketua Pelaksana MSH CSR.

Lurah Tirtoadi, Mardiharto, menjelaskan bahwa budidaya maggot merupakan gerakan edukasi pemanfaatan sampah organik. Maggot BSF (Black Soldier Fly) dianggap efektif dalam mengurai sampah organik menjadi kompos. Maggot memiliki siklus hidup yang singkat, hanya 40-45 hari, dari telur hingga menjadi lalat dewasa.

Maggot berperan dalam penguraian sampah organik menjadi kompos, sehingga membantu mengatasi masalah lingkungan. Selain itu, hasil penguraian maggot dapat digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk. Wakil Bupati Kasmidi menekankan perlunya studi lebih mendalam untuk mengembangkan budidaya maggot di Kutai Timur.

Pemkab Kutim dan pengurus MSH CSR merasa bangga dapat mengunjungi tempat ini dan mendapatkan banyak pelajaran berharga.(adv/shn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *