SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mendapat program pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G untuk daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) di 4 Desa Kecamatan Sandaran.

Awalnya, Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika dan Persandian (Diskominfo Staper) Kutim mengusulkan Kecamatan Sandaran untuk program pembangunan BTS non 3T.

Ternyata, oleh Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo RI diubah menjadi program 3T.

Seiring berjalannya waktu, pembangunan BTS 3T di Kecamatan Sandaran dinilai telah rampung, dari 4 titik diantaranya titik Desa Tanjung Mangkalihat progres mencapai 100 persen sedangkan di titik Desa Sandaran, Desa Marukangan, dan Desa Tado’an progres masih 80 persen.

“Kalau Tanjung Mangkalihat sudah 100 persen, sedangkan 3 desa lainnya masih 80 persen, secara keseluruhan bangunan sudah ada tinggal setting BTSnya saja,” ungkap Kepala Bidang Insfrastruktur TI dan Telematika, Diskominfo Staper Kutim, Sulisman, Rabu (28/6/2023).

Lebih jauh, katanya, meskipun sudah terbangun sejak bulan Mei 2023 lalu, jaringan yang berada di titik pembangunan BTS tersebut masih belum aktif.

Ia mengaku persoalan settin BTS tersebut dilakukan oleh BAKTI Kominfo yang bekerjasama dengan Telkomsel.

Pihaknya selaku fasilitator saja tidak mengetahui anggaran yang digelontorkan dalam pembangunan BTS 3T di daerah Kecamatan Sandaran.

“Kita sebagai fasilitator saja, hanya menerima keluhan masyarakat dan menyampaikannya ke pusat,” imbuhnya.

Terakhir, kata Sulisman, kebanyakan warga mengeluhkan jaringan yang belum aktif sementara bangunan BTS towernya sudah berdiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *