SANGATTA –  Produksi pertanian di Kaubun yang cukup baik,diharapkan bisa mensuplai ke daerah lain. Sebab, dari beberapa kali pengalaman saat panen yang dilakukan, hasilnya mengalami surplus. Sehingga beras yang dihasilkan bisa dipasarkan ke daerah lainnya dengan baik.

“Kita harapkan produksi padi di sana (Kaubun), mampu mensuplai daerah lain untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat di Kutim,” kata anggota Komisi B DPRD Kutim Faizal Rachman.

Menurut Faizal, pihaknya sangat berkomitmen memperhatikan pertanian di Kecamatan Kaubun. Terlebih daerah itu merupakan Daerah Pemilihan (Dapil) nya ketika Pileg beberapa waktu lalu.

Guna memperoleh hasil yang lebih maksimal lagi, Faizal meminta kepada pemerintah, untuk terus memberikan motivasi kepada petani di sana (Kaubun), agar bisa lebih bersemangat dalam bercocok tanam, terutama padi sawah.

Jika memperoleh dukungan dan motivasi, diharapkan produksi padi yang dihasilkan petani juga semakin meningkat. Kaubun yang dikenal sebagai penghasil padi cukup baik, tentunta menjadi salah satu barometer keberhasilan pertanian padi sawah di Kutim.

Guna memperlancar hasil produksi pertanian dikawasan itu, dia meminta kepada pemerintah untuk mendukung sarana dan prasarana infrastruktur, sehingga dalam penjualan hasil pertanian bisa lebih lancar lagi ke depannya.

Yang menjadi permasalahan sekarang adalah, mahalnya biaya produksi sektor pertanian,khususnya padi sawah, sehingga menjadi keluhan masyarakat. Terutama masalah pupuk yang harganya cukup tinggi belakangan ini.

“Banyakpetani, terutama di kawasan Kaubun mengeluhan tingginya biaya produksi padi sawah. Untuk itu, saya meminta Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) bisa intervensi terkiat hal ini,” ujar politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini, Senin (12/6/2023).

Menurut Faizal,  petani di Kaubun sering mengeluhkan biaya produksi tersebut. Ketika dia turun ke lapangan dan bertemu
warga di sana, sebagian besar yang dikeluhkan terkait kelangkaan pupuk dan hama yang menyerang tanaman padi masyarakat.

Dikatakan,biaya produksi padi sawah di sini masih cukup tinggi dibanding daerah lainnya. Bahkan sering terjadi kelangkaan pupuk, sehingga warga sering mengeluhkannya.

Meskipun saat ini, ada beberapa komponen biaya produksi sudah bisa ditekan, sehingga sedikit membantu petani. Diantaranya pemanenan sudah menggunakan alat modern. Jika sewaktu-waktu terjadi serangan hama, justru menjadi momok yang menakutkan bagi para petani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *