SANGATTA- Pelantikan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kutai Timur (Kutim) digelar di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim, Senin (27/2/2023). Pelantikan diawali dengan pembacaan Surat Keputusan (SK) Pengurus LPAI Kutim periode 2022-2027 dan penyerahan bendera pataka oleh Ketua LPAI Kaltim yang diwakili Pembina Syahrir Basran ke Ketua LPAI Kutim Asti Mazar.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wabup Kutim Kasmidi Bulang, Wakil Ketua II DPRD Kutim Arfan, Ketua GOW Kutim Tirah Satriani, Polri, perwakilan TNI – AL Sangatta, beberapa perwakilan Kepala OPD, FKPD, guru dan kepala sekolah.

Dalam kesempatan itu, Wabup Kutim Kasmidi Bulang mengatakan selamat menjalankan amanah kepada pengurus LPAI Kutim yang baru saja dilantik.

“Kita bangga di awal tadi. Ada anak-anak kita luar biasa. Anak yang sudah dibina. Mentalnya sudah jadi. Ini Aset Kutim,” tegasnya.

Lanjutnya, ini gunanya kegiatan. Banyak anak-anak bergelut di budaya, seni, maupun olahraga. Pemerintah beri kebebasan kepada mereka.

“Ibu Ketua LPAI Kutim untuk dapat terjun langsung ke sekolah-sekolah di kecamatan. Berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim,” tambahnya.

Berikutnya, LPAI mempunyai aturan yang jelas.

“Stop kekerasan di Kutim kepada anak-anak. Saya harap LPAI terus melakukan pendampingan kepada anak-anak di Kutim dan selamat bekerja,” urainya.

Kasmidi juga turut meminta LPAI Kutim juga berkolaborasi dengan GOW maupun PPPA. Untuk mendapatkan kredit poin. Sebagai salah satu penilaian Kota layak Anak (KLA).

“LPAI untuk berkolaborasi. Di sini ada GOW, kita ada juga PPPA. Insyaallah nantinya tahun 2023 kita nanti jadi KLA,” bebernya.

Senada, Ketua LPAI Kutim Asti Mazar mengatakan dengan adanya LPAI, siap menjadikan Kutim menjadi KLA. Tentunya ini perlu kerja keras. LPAI Kutim diisi oleh pengurus yang mempunyai semangat juang tinggi dengan memberikan sumbangsih tenaga, pikiran dan waktu. Intinya LPAI Kutim siap bekerja.

“Namun, ini tidak hanya tugas dari LPAI, tapi juga tugas tanggung jawab pemerintah, DPRD, guru serta orang tua. Kuncinya kita berkolaborasi dan bersinergi,” tegasnya.

Ia juga akan mengerahkan kepada pengurus LPAI Kutim untuk bagaimana jangan mencari apa yang orang berikan tetapi apa yang diberikan LPAI kepada masyarakat .

“Sehingga Visi misi dari LPAI dapat terwujud”. kata Asti Mazar.

Menurut Penjelasannya, banyak 13 kasus kekerasan terjadi kepada anak di Kutim. Ada kasus yang seharusnya orang tua sebagai pelindung, justru orang tua jadi pelaku dengan melakukan sesuatu di luar nalar.

Selanjutnya, LPAI akan siap melakukan pembinaan, sosialisasi ke sekolah-sekolah, serta ke masyarakat.

“Salah satunya, kami sudah melakukan 7 kali pertemuan dengan pihak di YPPSB. Ini bentuk kerja sama. Perlu support, mudah-mudahan Kutim jadi KLA di 2023,” terangnya.

Harapannya, LPAI terus didukung dari semua pihak agar kegiatan LPAI berjalan lancar mulai dari pemerintah, DPRD hingga masyarakat.

Mudah-mudahan apa yang kita cita-citakan untuk membangun Kutim menjadi KLA bisa terwujud,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *