SANGATTA- Belakangan ini Indonesia tengah ramai dengan penyakit gagal ginjal yang di akibatkan oleh konsumsi obat pereda panas untuk anak-anak.
Untuk di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sendiri, belakangan heboh karena adanya laporan seseorang yang terkena penyakit tersebut.
Namun Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dr Bahrani Hasanal mengaku pihaknya memang mendapatkan laporan tersebut namun bukan karena efek dari obat yang ditarik dari edaran.
“Kemarin ada dilaporkan ke kami, cuma ternyata itu adalah pasien lama yang memang sudah tahunan, jadi bukan karena obat itu,” ucapnya.
Sedangkan untuk kasus baru hingga kini belum ada, sehingga kabar yang beredar tersebut dengan tegas dibantahnya.
Kendati demikian, Bahrani tidak menafikan jika usai dilakukan pemeriksaan terhadap obat-obatan yang dikonsumsi memang mengarah ke sana.
“Setelah dilakukan pemantauan obat-obatan itu ternyata ya memang arahnya menuju kesitu jadi gara-gara obat tambahan nya seperti pemanis untuk menguatkan rasa obat,” ungkapnya.
Mantan RSUD Kudungga itu juga membeberkan untuk di Kalimantan Timur sendiri juga belum ada temua kasus, meski banyak beredar bahwa terjadi di Balikpapan.
Tetapi, setelah dilakukan pelacakan ternyata tidak ada kasus, dan malah dilemparkan ke PPU yang ternyata juga tidak dapat melacak dimana kasus tersebut ada.
“Saat kita konfirmasi ke Balikpapan, ternyata mereka bilang tidak ada, malah bilang kalau di PPU yang ada. Nah, PPU sendiri saja bingung, bagian mana yang ada mereka tak bisa melacak,” imbuhnya.
Dengan ini, Bahrani menegaskan bahwa untuk di Kaltim, khusus Kutim belum ada kasus terkait gagal ginjal akut yang disebabkan oleh obat.
Menurutnya, obat-obatan tersebut hanya beredar di Jabodetabek saja. Dan sudah ada lima jenis obat yang ditarik dar edaran, yang diindikasikan penyabab gagal ginjal akut tersebut.(Adv)