SANGATTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) telah membentuk Tim Pengamatan Jentik (Jumantik) tingkat sekolah.
Kasi Pencegahan Penyakit Menular, Muhammad Yusuf menerangkan pembentukan Jumantik berdasarkan instruksi Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Jumantik sendiri sudah ada di Kutim sejak 2017 lalu dan berjalan baik, namun pada 2020 sampai 2021 terhenti karena Covid-19 padahal kasus DBD tetap ada.
“Karena fokus kita saat itu lebih ke Covid-19, anggaran juga semua terkucur kesana, padahal yang terkena DBD tetap ada meski tidak setinggi sekarang,” ucapnya.
Yang baru-baru ini dibentuk Jumantik di seluruh sekolah tingkat SD yang ada di Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara melalui UPT Pendidikan.
Bersama guru UKS juga, kita laksanakan di SDN 011, untuk pesertanya perwakilan dari seluruh sekolah yang ada di Desa Sangatta Utara.
“Kita latih mereka, kita lakukan pembinaan secara bersama-sama dan itu sudah dilaksanakan, kemudian ditindaklanjuti lah dengan pihak sekolah,” ungkapnya.
Jumantik sendiri terdiri dari anak kelas tiga sampai kelas lima tingkat SD. Yusuf mengaku pihaknya telah melakukan berbagai macam cara untuk pencegahan lonjakan kasus DBD.
Selain itu Kemenkes RI telah meminta terdapat satu Jumantik pada tiap rumah. Namun untuk realisasi nya terhitung berat.
“Kita berat untuk pelaksanaannya, terlebih karena anggaran yang terbatas sedangkan pembentukan Jumantik harus melakukan pelatihan,” terangnya.
Oleh karena itu, Dinkes mensiasati permintaan Kemenkes RI dengan membentuk Jumantik dari anak-anak sekolah.(Adv)