SANGATTA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Siti Rizky Amalia suarakan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA).
Seperti yang sudah di ketahui, jika Indonesia telah menerapkan wajib belajar atau sekolah 12 tahun sejak 2015 lalu.
Menurut Amalia, pentingnya pendidikan di Indonesia harus mendapatkan perhatian khusus. Sebab, masih banyak permasalahan yang terjadi.
“Banyaknya kendala seperti, sosial ekonomi yang membuat anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang cukup,” ucapnya.
Amalia mengatakan, hingga kini masih banyak anak-anak yang kesulitan bersekolah karena perekonomian orang tua yang lemah.
Selain itu keterbelakangan infrastruktur juga masih menjadi salah satu kendala dari penerapan pendidikan di masing-masing daerah.
“Jika masalah infrastruktur, kita melihat banyak anak-anak di daerah tidak mendapatkan akses jalan menuju sekolah, karena tempat tinggalnya jauh,” imbuhnya.
Oleh karena itu, bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN) 2022 ini, GNOTA kembali disuarakan, untuk terus meningkatkan sistem pendidikan.
Karena, GNOTA merupakan gerakan yang mendorong inisiatif masyarakat untuk merangkul lebih banyak anak-anak untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dasar.
“Tetapi sekarang ini, gerakan ini mulai redup lagi, jadi masih banyak ditemukan keluarga yang berinisiatif untuk menyekolahkan anak-anak, terlebih di daerah,” terangnya.
Padahal, menurut Amelia, pendidikan dasar memiiki peranan penting terhadap peningkatan kualitas keluarga bahkan kemajuan bangsa dan negara di masa yang akan datang.
“Jika satu keluarga yang mampu, mau mengasuh satu anak dan menyelamatkan pendidikan dasarnya, bayangkan berapa banyak calon-calon pemimpin kita yang akan memajukan daerah?.” ujarnya.
Bantuan dari keluarga-keluarga yang dilakukan secara merata dan berkesinambungan melalui orang tua asuh, bisa menolong ratusan hingga ribuan anak-anak yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan.
Putri dari Mantan Bupati Kutai Timur (Kutim), Ismunandar tersebut menginginkan agar orang tua asuh bisa diinisiasi oleh keluarga-keluarga yang ada di Kaltim, salah satunya juga Kutim.