SANGATTA – Cegah adanya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus bersiaga.
Kepala Dispertan Kutim Dyah Ratnaningrum menyampaikan, untuk mengantisipasi adanya PMK yang menyerang hewan ternak yang ada di Kutim, pihaknya terus lakukan pemantauan kesehatan bagi hewan ternak.
Langkah pertama yang dilakukan Dispertan saat ini yakni dengan sanitasi kandang, atau penyemprotan menggunakan disinfektan di area kandang, juga menstresilisasi sejumlah perlengkapan dan alat transportasi ternak.
“Antisipasi yang dilakukan juga dengan melakukan pembatasan lalu lintas ternak dari dan menuju area wabah seperti dari Jawa,” ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan survei, yakni berkeliling ke sentra-sentra terbagi dan RPH. Hingga kini data milik Dispertan Kutim belum menemukan adanya kasus PMK tersebut.
Meski tidak ditemukan kasus PMK, sebagai langkah antisipasi petugas terus menggencarkan surveilans serta pemeriksaan secara berkala kepada hewan ternak.
“Gak boleh kendor, karena kasusnya masih ada. Tetap waspada. Pemeriksaan terus dilakukan,” ujarnya.
Fungsional Medik Veteriner Muda Distan Kutim, drh Cut Meutia mengatakan, selama 7 hingga 18 Mei, telah dilakukan survei pada sejumlah hewan ternak risiko, selain pemeriksaan fisik dilakukan juga sosialisasi ke para pedagang hewan ternak serta sosialisasi di RPH.
Dia mengingatkan masyarakat agar tak panik dan tak perlu takut mengomsumsi daging. Dokter hewan ini menyebutkan daging yang akan dikonsumsi sebaiknya jangan langsung dicuci namun langsung direbus selama 30 menit.
“Sebaiknya jangan dicuci agar air bekas cucian tidak menyebar ke tempat yang lain yang dapat membahayakan ternak lainnya,” jelasnya.
Cut menambahkan PMK yang menyerang sapi dan kambing tidak berbahaya untuk manusia karena tidak bersifat zoonosis.
Artinya, penyakit tersebut tidak akan menular pada manusia, akan tetapi akan sangat cepat menular pada sesama hewan, terkhusus pada hewan ternak yang berkaki belah.
Cut mengingatkan ciri-ciri hewan ternak yang dicurigai terserang PMK, memiliki gejala demam tinggi, air liur berlebih dan berbusa, pincang pada kaki, dan diakhiri dengan lepasnya kuku, terdapat luka lepuh di lidah, gusi sekitaran mulut moncong hidung hewan ternak.
Gejala-gejala tersebut dapat membuat hewan tidak mau makan, sulit berdiri dan nafasnya terlihat cepat.
Gejala yang terjadi pada ternak akan berimbas ke kesehatan ternak dan dapat mengakibatkan kematian, karena tidak mau makan.
“Kami mengimbau, apabila menemukan gejala seperti ini segera laporkan ke kami,” tandasnya.(adv)